NEUROMA AKUSTIK


Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh dari selubung saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons,sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga dalam. Tumor tumbuh sangat lamban yang dapat mengenai sarafakutikus, saraf fasialis, dan kemudian mengenai ungulus serebelopotin.
Satu telinga penderita semakin lama semakin tuli. Kaki dirasakan tidak stabil lagi, tetapi jarang menderita serangan vertigo yang hebat. Pada kasus yang lanjut dirasakan gejala peningkatan tekanan intra kanial, misalnya sakit kepala dan muntah muntah.
Pengobatan tergantung bentuk dan letak tumor. Tumor yang besar di angulus serebelopontin diangkat oleh ahli bedah saraf. Angka kematian operasi ini biasanya masih tinggi. Pengangkatan tumor secara total dapat mengakibatkan komplikasi kelumpuhan saraf fisialis. Tumor kecil yang tumbuh dalam liang telinga dalam bisa diambil dengan operasi melalui mastoid dan masuk le dalam liang telinga dalam dengan mengangkat kanalis semisirkularis.

WASPADAI SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Mungkinkah karena longgarnya control mereka pada mereka? Berikut ini laporan wartawan Majalah Gemari Haris Fadillah dari “Kota Pelajar” Yogyakarta dan Kota Jakarta.

Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi duapuluh persen pada tahun 2000.

Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.
“sementara penelitian yang saya lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang ke Klinik Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan seksual pranikah,” kata pemilik Klinik Pasutri ini.

Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.

Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak di inginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak di inginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki.

Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

Selain itu, seks pranikah akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti sipilis, GO (ghonorhoe), hingga HIV/AIDS. Androlog Anita Gunawan mengatakan, kasus GO paling banyak terjadi. Penderita bisa saja tidak mengalami keluhan. Tapi, hal itu justru semakin meningkatkan penyebaran penyakit tersebut.

Anita menggolongkan penyakit GO tersebut ke dalam subklinis, kronis dan akut. Subklinis dan kronis, kata anita, tidak menimbulkan gejala serta keluhan pada penderita. Sedangkan GO akut akan menampakan gejala, seperti sulit buang air kecil atau sakit pada ujung kemaluan. “Pada pria biasanya menampakan gejala. Berbeda dengan wanita, seringkali tidak menampakan gejala yang jelas. Paling-paling hanya timbul keputihan atau anyang-anyang,” ujarnya.

Bagaimana dengan GO yang sudah parah? Dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan, untuk GO yang sudah parah dapat menyebabkan hilangnya kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Saluran sperma atau indung telur menjadi tersumbat oleh kuman GO.

Disisi lain, Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga menginjak perkawinan. Tercatat sekitar 90 dari 121 masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri (pasangan suami istri)pada tahun 2000 lalu, dialami orang-orang yang pernah melakukan hubungan pranikah (pre marital).

“Masalah seks dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks bebas. Bahkan, saat ini, seks bebas sudah menjadi bagian dari budaya bisnis,” cetusnya. Factor yang melatarbelakangi hal ini, ujar Boyke, antara lain disebabkan berkurangnya pemahaman nilai-nilai agama. Selain itu, juga disebabkan belum adanya pendidikan seks secara formal di sekolah-sekolah. Selain itu, juga maraknya penyebaran gambar serta VCD porno.

Banyak remaja terjebak

Lalu bagaimana dengan remaja di “Kota Pelajar” Yogyakarta? Berdasarkan survey Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW-UII) Yogyakarta, jumlah remaja yang mengalami masalah kehidupan seks terutama di Yogyakarta terus bertambah, akibat pola hidup seks bebas. Mengapa demikian? “karena pada kenyataannya pengaruh gaya seks bebas yang mereka terima jauh lebih kuat dari pada control yang mereka terima maupun pembinaan secara keagamaan,” kata Kepala PSW-UII Dra Trias Setiawati, Msi.

Saat ini, jumlah pelajar di Kota Yogyakarta sebanyak 121.000 orang, atau sekitar 25 persen dari penduduk kota yang terkenal sebagai Kota pelajar yang sebanyak 490.000. Ini, tentunya mendorong makin suburnya bisnis rumah kos di kota ini. Sementara tingkat pengawasan dari pemilik kos di kota ini. Sementara tingkat pengawasan dari pemilik kos maupun pihak orang tua, kata Trias Setiawati, semakin longgar. Sehingga, makin banyak remaja yang terjebak ke dalam pola seks bebas karena berbagai pengaruh yang mereka terima baik dari teman, internet, dan pengaruh lingkungan secara umum.

“Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat,” dalihnya.

Salah satu upaya untuk menanggulangi maraknya seks bebas di kalangan remaja, khususnya penghuni kos, selain perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan intensif dari pemilik kos secara proporsional, juga meningkatkan kesadaran dari orang tua untuk memilihkan tempat kos bagi anak-anaknya yang layak dan aman. “Selain itu, tentu membekali putra-putrinya dengan benteng ajaran agama yang kokoh,” ujar Trias saat ditemui di Yogyakarta, belum lama ini.

Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Maraknya seks bebas di kalangan remaja membuat banyak pihak sangat prihatin. Salah satunya adalah Ketua Yayasan Sayap Ibu Daerah Istimewa Yogyakarta Ny Hj Ciptaningsih Utaryo. Pasalnya, kata dia, hal itu akan menimbulkan masalah baru bukan hanya bagi wanita remaja itu sendiri, tapi juga pada anak-anak yang akan dilahirkan. Terlebih anak yang lahir tersebut merupakan anak yang dikehendaki, sehingga ada kecenderungan akan ditelantarkan orang tua.

Ditambahkannya, munculnya perilaku seks bebas di kalangan remaja yang marak belakangan ini tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi, serta berkaitan erat dengan pengaruh Napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) atau di Daerah Istimewa Yogyakarta di sebut madat.

Sebagai Yayasan yang perduli dengan anak-anak terlantar, Yayasan Sayap Ibu (YSI) berupaya untuk mengatasi permasalahan anak-anak yang ditelantarkan orangtuannya, yang hingga kini jumlahnya demikian besar. Di Yayasan Sayap Ibu Daerah Istimewa Yogyakarta saja saat ini tercatat sekitar 500 orang anak lebih yang dirawat dan belum mendapatkan orang tua angkat. Bila digabung dengan lain jumlahnya akan mencapai ribuan orang.

Di antara mereka yang dirawat bukan hanya fisiknya yang normal, tapi ada juga diantaranya yang mengalami kecacatan akibat aborsi yang gagal dilakukan orang tuannya. “Karena biasanya orang tua yang hamil di luar nikah akan cenderung mencari jalan pintas untuk menutupi aib yang dideritannya. Padahal , cara ini selain tidak berprikemanusiaan, juga akan menyebabkan beban ganda pada anak-anak yang gagal di aborsi,” dalih Ciptaningsih.

Untuk menghindari tindakan aborsi illegal yang dilakukan ibu-ibu yang tidak menginginkan kehamilan, Yayasan Sayap Ibu selain menampung anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya, juga mempunyai program merawat ibu-ibu muda yang hamil akibat seks bebas atau kehamilan tidak dikehendaki sampai anak tersebut lahir dengan selamat.

“Upaya yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu ini bukannya justru memberikan peluang kepada anak-anak remaja untuk melakukan seks bebas, tapi semata untuk menolong nyawa ribuan generasi muda dari perbuatan tidak berkemanusiaan. Aborsi illegal bukan hanya berbahaya bagi janin, tapi juga nyawa ibu muda itu sendiri. Karena setiap janin berdasarkan kontroversi Hak Anak Internasional perlu dijaga kelangsungan hidupnya,” tungkasnya.

Ciptaningsih menegaskan, saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas -terutama di kalangan remaja- bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsure agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua Dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.

Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. “Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas,” imbau Ciptaningsih

9 Rahasia orang-orang yang sukses meraih impiannya*

sukses merupakan impian terdasar dari setiap manusia yang memiliki akal sehat.
bagaimana sih cara agar sukses dapat tercapai?
perlu banyak referensi untuk menjawab pertanyaan sederhana diatas
sebelum lebih jauh melangkah pahamilah segelintir konsep dibawah ini :

1. Sukses adalah rancangan Tuhan , jadi jangan pernah menyerah untuk
meraih sukses yang Tuhan sediakan.
2. Sukses tidak datang begitu saja, tidak hanya dengan berdoa tetapi
disertai dengan bekerja. Juga bukan hanya bekerja saja tetapi harus
disempurnakan oleh doa.
3. Sukses selalu diawali dengan langkah belajar, jangan pernah
menyerah selama proses belajar itu.
4. Sukses butuh perjuangan,kerja keras, kerajinan & ketekunan. Orang
berjiwa sukses tidak suka mengeluh tapi berusaha selalu untuk
memperbaiki keadaannya.
5. Sukses butuh campur tangan Tuhan karena masa depan kita ada di
tanganNya.
6. Sukses butuh kecekatan kerja, jangan sampai kehilangan kesempatan
untuk meraih sukses , don't waste your time !
7. Sukses tidak hanya menjadi bagian segelintir orang, tapi menjadi
hak setiap orang yang mau berjuang untuk mendapatkannya.
8. Sukses diawali dari mimpi,hasrat dan harapan tapi jangan hanya
bermimpi untuk menjadi sukses, raih sukses itu sekarang dengan mulai
bertindak, walaupun itu hanya sebuah tindakan kecil !
9. Sukses orang lain dan sukses kita mungkin membutuhkan waktu, cara,
dan jalan yang mungkin berbeda, jadi jangan silau dengan kesuksesan
orang lain . so be your self.

*Dirangkum dari beberapa buku

Semoga sukses untuk kalian semua...!!
:)
 

© Copyright The Meaning of Life . All Rights Reserved.

Designed by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine

Blogger Template created by Deluxe Templates